Selasa, 22 April 2008

Selamat Datang di Padepokan Metal,..

Malam, langit cerah,..
rembulan tampak malu menampakkan auranya,..
ku lihat kondisi bapak berangsur membaik dan mulai bisa tersenyum,..
hatiku merasa lega, harapanku; semoga saja beliau lekas diberi kesehatan,..

aku mendekat,
waktu itu bapak sedang ditemani ibu utnuk dilatih refleknya karena sebagian tubuhnya menderita lumpuh. ku pandangi wajahnya yang lelah, guratan sinar matanya yang menyemburkan semangat hidup luar biasa, tetap terlihat menghiasi wajahnya.

bapak tidak pernah berkeluh, meskipun merasakan sakit yang teramat sangat,..
bapak telah mengajariku tentang kesederhanaan mengungkapkan cinta kepada Allah,..
bapak pula yang telah membawakan pelita yang dinyalakan dengan ilmu
dihiasi dengan kesabaran
dan dikukuhkan dengan iman,..

"saya mau berangkat, pak,.." aku berbisik di telinganya.
bapak tersenyum, dan menyalamiku. aku bisa membaca hatinya, meskipun tidak sepatah katapun ia lontarkan, tapi aku bisa merasakan bahwa ia telah rela melepasku pergi, mencari ilmu.

"barang siapa menempuh jalan menuju ilmu, maka sesungguhnya dia telah menempuh jalan menuju syurga,..." (al hadist)

aku bersiap diri untuk memulai perjalanan mencari Pesantren Metal. hari itu, ibuku dapat arisan, dan aku diberinya bekal Rp. 800.000,- untuk perjalanan menuju Pondok Metal.

sebuah perjalanan yang penuh dengan spekulasi,..
aku tidak perah tahu terminal Bungurasih Surabaya,
aku juga tidak pernah tahu, dimana kota Pasuruan,..
bekalku hanyalah niat, dan selembar peta, rute bus.

dua hari kemudianaku berangkat dengan bus, aku singgah satu hari di rumah sahabatku di Jakarta, lalu meneruskan perjalanan ke jogja. sesampai di Jogja, aku istirahat satu hari, kemudian langsung berangkat jam 22.00.

Sampai di terminal Surabaya, jam 5 pagi, lalu tanpa malu-malu aku bertanya kepada calo-calo terminal, bus urusan Pasuruan. tak lama kemudian aku diarahkan naik bus jurusan Banyuwangi.

bus mulai bergerak, meninggalkan terminal
aku tidak tahu harus berhenti dimana nanti,..

dua jam kemudian, sampai di kota pasuruan. beberapa penumpang turun. aku masih melihat petunjuk-petunjuk jalan kalau-kalau ada tulisan "Pondok Metal",..

tidak ada sama sekali!

bus melanjutkan perjalanan lagi,..
kira-kira 15 menit kemudian, sang kenek bus menghampiriku;
"mudun ndek endi cak?"
aku mengernyit, "Pasuruan, cak,"
"lho, yak opo peyan, pasuruan wes lewat. sampeyan kate nangdi ta?"
"Rejoso, ke Rejoso,.." seruku.
"Iki wes mlebu Rejoso cak, kate mudun nangdi?"
"Pondok Metal cak,.."
"Lhaaa,.. l;iwat cak,... mingggiiiirrrrrrr,....." ia berteriak.

bus berhenti.
kenek berpesan; "sampeyan takok ambek arek-arek ndek kono ngerti kabeh pondok Metal,.." sesaat kemudian bus berlalu.

aku menahan haus dan capek,..
aku berjalan ke arah barat, dan coba bertanya,.. "mas, numpang tanya pondok Metal dimana ya?"
orang itu menjawab, "Ini pondok metal Mas!"

Ya Tuhan,
aku tidak memperhatikan tulisan yang ada di tembok "Metal Moeslim" terpampang besar.

"Kate nopo sampeyan, mondok ta?"
"nggeh, mas,"
"Oo,.. nek sampeyan kate mondok, sampeyan mlaku maleh teng pondok anyar, temui penguruse, mangkih di proses teng mriko,.."

Aku berjalan lagi ke arah barat, sekitar 300 m,
masuk ke gerbang "Metal' dan menumi pengurus Metal.

al-hasil,..
seorang pengurus disuruh pak Kyai menemuiku, dan mengatakan bahwa aku tidak bisa diterima kalo tidak membawa wali.

jadi?
"mas pulang dulu, besok atau kapan datang lagi bawa wali,.."

berrrr!!

aku harus pulang ke jogja lagi hanya karena kurang satu persyaratan; wali!!

apa boleh buat, aku segera pamit. hari itu masih jam 8 pagi. Menuju Surabaya dan melanjutkan perjalanan ke Jogja. Jam 7 pagi aku sampai di Pasuruan, jam 5 sore aku sudah di Jogja lagi.

aku berterus terang kepada kakak iparku, bahwa syarat untuk diterima mondok di pesantren Metal adalah membawa Wali (atau orang yang menyerahkan),.. kakakku bersedia mengantarkanku ke Metal.

dua hari kemudian kami berangkat berdua ke Pasuruan, kali ini aku di terima,..

Alhamdulillah,....
Alhamdulillahirobil 'alamien,....



Tidak ada komentar: